Aokigahara Aokigahara adalah hutan yang terletak di sebelah Barat Laut Gunung Fuji, membentang dari kota Kawaguchiko hingga desa Narizawa...
Aokigahara
Aokigahara adalah hutan yang terletak di sebelah Barat Laut Gunung Fuji, membentang dari kota Kawaguchiko hingga desa Narizawa, Prefektur Yamanashi. Aokigahara disebut juga "hutan lautan pohon" dan "lautan pohon gunung Fuji". Disebut demikian karena jika angin meniup pepohonan di sana terlihat seperti keadaan ombak di laut. Usia hutan ini diperkirakan sekitar 1200 tahun. Hutan ini dikenal menyeramkan karena banyak orang telah menghilangkan nyawanya di daerah ini.
Hutan Aokigahara menjadi suatu lokasi yang terkenal untuk melakukan aksi bunuh diri setelah seorang penulis Jepang, Seicho Matsumoto menghasilkan sebuah karya novel yang berjudul "Kuroi Kaiju" di mana dua watak di dalamnya diceritakan bunuh diri di hutan tersebut. Sejak tahun 1950-an, orang-orang Jepang mengakhiri hidupnya di Aokigahara. Mereka memilih cara gantung diri atau minum racun, lalu membawa segala benda kenangan bersamanya. Hutannya yang tenang dan sangat lebat serta tak banyak satwa, membuat mereka yang mengakhiri hidupnya lebih mudah berpikir singkat.
Karena disetiap tahun banyak yang melakukan bunuh diri, Pemerintah Jepang memiliki solusi untuk mengurangi orang yang ingin mengakhiri hidupnya seperti, membuat papan-papan besar yang berisi nasihat-nasihat dan kalimat persuasif untuk membatalkan niat bunuh diri, kira-kira seperti ini 'hidup Anda adalah sesuatu berharga yang diberikan oleh orang tua Anda. Renungkan orang tua, saudara dan teman-teman Anda sebelum mengambil keputusan'.
Beberapa petugas yang menjaga hutan Aokigahara juga sering kali mengajak berbicara mereka yang hendak bunuh diri di sana. Diajak bicara baik-baik, serta diberikan semacam pita atau tali kecil. fungsinya untuk menandakan di mana posisi mereka akan berkemah dan jadi penanda untuk jalan pulang. Namun sayang, kebanyakan sia-sia hasilnya.
Jumlah Korban
Sejak tahun 1970, dibentuk tim yang terdiri dari polisi, relawan, dan jurnalis yang bertugas untuk menelusuri hutan mencari mayat-mayat. Namun, kerja tim tersebut kalah berat ketimbang pekerja hutan. Merekalah yang bertugas membawa mayat dari hutan ke pos penjagaan hutan.
Pada tahun 2005, 105 mayat bunuh diri telah ditemukan di Aokigahara. Hasil ini lebih banyak dari tahun 2002 yang 'hanya' 78 mayat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jepang memilih bungkam mengenai jumlah mayat yang ditemukan di Aokigahara.
Karena kondisi hutan yang begitu lebat dan bahkan tampak gelap di siang hari, dipercaya masih banyak sekali mayat yang belum ditemukan di Aokigahara. Apalagi ada kisah yang menyebutkan jika banyak keluarga zaman kuno yang memilih meninggalkan anggota keluarga mereka untuk mati perlahan di Aokigahara.
Pemerintah setempat juga sudah melakukan upaya untuk menekan angka bunuh diri, selain dari menggunakan papan besar dan nasihat, Pemerintah juga memasang CCTV untuk mengawasi orang-orang yang memasuki Area Hutan Aokigahara ini. Pemerintah Jepang sudah melakukan berbagai macam pencegahan untuk menjadikan Aokigahara menjadi tempat wisata dan menghilangkan Hal Bunuh diri di Aokigahara.
Jadi saya ingin mengatakan kepada para Pembaca untuk menghargai Nyawa anda, jangan sia-siakan hidup kita ini dengan mengakhiri hidup seperti melakukan bunuh diri. Sayangilah Nyawa anda, Sekian dari Artikel saya, bila ada kesalahan kata saya mohon maaf. Sekian dan Terima kasih.
COMMENTS